Memahami Materi Keagamaan Islam: Pondasi Nilai Ilahiyah dan Insaniyah dalam Kehidupan

Materi keagamaan berkaitan dengan segala hal yang menyentuh aspek agama, cara beragama, serta keimanan seseorang. Dalam konteks Islam, materi keagamaan dapat dipahami sebagai seperangkat aturan dan pedoman hidup yang mengarahkan manusia agar setiap perilaku dan tindakannya selaras dengan ajaran Islam. Dengan berpegang pada pedoman ini, manusia diharapkan mampu meraih keselamatan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat, secara lahir dan batin.

Nilai-nilai dalam kehidupan sejatinya sangat beragam dan kompleks. Hal ini karena nilai dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, sehingga melahirkan banyak jenis dan bentuk. Secara umum, nilai keagamaan dalam Islam dapat dikelompokkan ke dalam dua garis besar, yaitu materi ilahiyah dan materi insaniyah.

Materi Ilahiyah (Nash)

Yaitu sesuatu yang lahir dari keyakinan, berupa petunjuk dari supernatural atau Tuhan. Muhaimin (2016) menjelaskan bahwa nilai-nilai ilahiyah diwujudkan dalam bentuk iman dan takwa yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Secara hierarkis, nilai ilahiyah terbagi ke dalam dua jenis utama, yaitu nilai ubudiyah dan nilai muamalah (Majid, 2014).

  • Nilai Ubudiyah

Secara bahasa, ubudiyah berasal dari kata ibadah, yaitu menjalankan perintah Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk tanggung jawab seorang hamba. Namun, ibadah tidak hanya sebatas aktivitas ritual semata, melainkan mencakup kesadaran mendalam akan posisi manusia sebagai hamba Allah. Menurut Gulen (2015), nilai ubudiyah menuntut adanya rasa penghambaan yang tercermin dalam seluruh aspek kehidupan.

  • Nilai Muamalah

Nilai muamalah mencakup aturan-aturan Ilahi yang mengatur hubungan antarmanusia, serta hubungan antara manusia dengan benda atau lingkungan sekitarnya. Dalam arti luas, muamalah mengajarkan bagaimana manusia hidup bermasyarakat dengan adil, saling menghormati, dan menjaga keseimbangan sosial.

Materi Insaniyah

Materi insaniyah merupakan nilai yang lahir dari budaya dan peradaban manusia, baik secara individu maupun kelompok (Isna, 2015). Nilai ini berkembang seiring dengan dinamika kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Secara umum, nilai insaniyah meliputi beberapa jenis berikut:

  1. Nilai Rasional, yaitu nilai yang berkaitan dengan daya pikir, penalaran, dan akal budi manusia.
  2. Nilai Sosial, yaitu sesuatu yang dianggap baik, diinginkan, diharapkan, dan dipandang penting oleh masyarakat.

Nilai Integratif, yakni nilai yang berfungsi mengarahkan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama, seperti sopan santun, tenggang rasa, dan kebersamaan.

Nilai Disintegratif, yaitu nilai sosial yang hanya berlaku pada kelompok atau wilayah tertentu. Nilai ini bersifat lokal dan cenderung etnosentris. Nilai disintegratif berpotensi menimbulkan konflik apabila diterapkan pada lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan cara pandang dan kebiasaan. Sebagai contoh, dalam budaya Prancis, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kiri merupakan hal yang wajar. Namun, dalam budaya Indonesia, tindakan tersebut dapat dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan atau penghinaan (Sadulloh, 2017).

Mari terus memperdalam pemahaman kita terhadap nilai-nilai keagamaan Islam, tidak hanya sebatas pengetahuan, tetapi juga dalam pengamalan sehari-hari. Dengan memahami materi ilahiyah dan insaniyah secara seimbang, kita dapat membangun pribadi yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu hidup harmonis di tengah masyarakat. Yuk, jadikan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dalam setiap langkah kehidupan kita.


0 Komentar